Selasa, 14 Juni 2011

Etika dan Etiket yang dimiliki oleh seorang Public Relations

Pengertian Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1.      ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);
2.      kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3.      nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.

Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik

Ilmu tentang yang baik atau buruk. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

Pengertian Etiket

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, 
yaitu :

1.      Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
2.      Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

Perbedaan Etiket dengan Etika
K. Bertens memberikan 4 macam perbedaan etiket dengan etika, yaitu :

1.      Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.

Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri.

2.      Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.

Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku, baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.

3.      Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu makan.

Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.

4.      Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”, dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.

Etika memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

Etika dan etiket yang dimiliki oleh seorang Public Relations

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
  • Jujur tidak berbohong
  • Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan
  • Lapang dada dalam berkomunikasi
  • Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
  • Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
  • Tidak mudah emosi / emosional
  • Berinisiatif sebagai pembuka dialog
  • Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
  • Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
  • Bertingkah laku yang baik
Adapun beberapa cara yang dilakukan agar seorang Public Relations dapat menjaga etika dan etiket :
  • Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
  • Gunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
  • Menatap mata lawan bicara dengan lembut
  • Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
  • Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
  • Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
  • Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
  • Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
  • Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
  • Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara
  • Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik
  • Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri).
Kesimpulan

Setelah melihat penjelasan diatas, ada beberapa sifat yang dapat dimiliki oleh seorang Public Relations ;
  1. Jujur
  2. Adil
  3. Tahu tentang diri sendiri
  4. Focus pada kontribusi
  5. Non dogmatis
  6. Mampu membangkitkan potensi yang terbaik dari diri sendiri dan orang lain
  7. Terbuka pada perbedaan
  8. Visioner
  9. Memiliki disiplin diri, yang ketat dan seimbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar